SINOPSIS
SUMMER BREEZE
Judul
: Summer Breeze
Pengarang :
Orizuka
Penerbit
: Puspa Swara
Kota Terbit :
Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 216
halaman
Cetakan
: Cetakan Ke-7
SUMMER
BREEZE
Ares dan Orion adalah anak laki-laki kembar. Reina adalah anak perempuan
teman bermain Ares dan Orion sewaktu kecil. Mereka bertiga berjanji untuk
selalu bersama. Suatu hari mereka membuat surat permohonan yang ditulis di
kertas dan dimasukkan ke dalam kaleng biskuit lalu di kubur dibawah pohon
akasia di taman dekat rumah mereka, dan akan membaca surat itu sepuluh tahun yang
akan datang. Tapi tak lama kemudian Reina pindah ke Amerika karena tugas
Ayahnya. Membuat Ares dan Orion kecil sedih dan kehilangan atas kepindahan
Reina.
Kini Ares dan Orion sudah remaja, mereka kuliah di tempat yang sama. Ares
selalu dianggap bodoh oleh keluarganya, sehingga dia menjadi pemuda yang
emosional, skeptis, urakan, dan suka berkelahi, dia mendapat julukan preman
kampus. Berbeda dengan Orion, dia mahasiswa yang berprestasi di
bidang akademik dan olahraga, dan dia menjadi bintang di kampusnya dan menjadi
kebanggaan orang tuanya.
Perlakuan Ayah sangat berbeda terhadap Ares dan Orion, Ares hanya dianggap
pembuat masalah dalam keluarga. Ayah sering memukuli Ares, setiap Ares terlibat
masalah tanpa peduli apa masalahnya, sebenarnya Ares tidak seperti yang orang
lain kira, dia memang berbeda dengan saudara kembarnya, Ares penderita
disleksia, dia merahasiakan dari keluarganya, hanya Ares dan dokter Affandi
yang mengetahui hal itu.
Bagi Ares, Reina sudah menghianati janjinya, tidak pernah ada kabar sedikitpun
dari Reina. Ares tidak ingin mengingat lagi tentang Reina, dia berusaha
melupakannya meskipun dihatinya dia masih mengharapkannya. Sudah sepuluh tahun
berlalu, toh Reina tidak datang juga untuk memenuhi janjinya untuk bersama
membuka dan membaca surat yang mereka buat seperti janjinya sepuluh tahun lalu.
Orion berhasil menemukan kontak dengan Reina melalui friendster. Mereka
menjalin hubungan melalui dunia maya tersebut. Setiap malam dia berusaha
menghubungi Reina melalui chat room.
Pagi itu adalah hari ulang tahun Ares dan Orion yang ke 20, Ayah dan Ibu
membuat kejutan pada waktu mereka makan pagi bersama, mereka memberikan kado
istimewa, Ayah sengaja mendatangkannya langsung dari
Amerika. Kado istimewa itu ternyata Reina yang diundang Ayah untuk bisa datang
pada hari ulang tahun Ares dan Orion.
Orion sangat terkejut dan senang sekali atas kedatangan Reina, Reina tumbuh
menjadi gadis cantik sekarang. Orion sangat mengharapkan pertemuan ini, karena
Orion juga meyayangi Reina. Gadis yang selalu hadir dalam mimpinya dan
pikirannya selama ini. Reina pun senang, karena akhirnya bisa bertemu dengan
Ares dan Orion.
Meskipun terkejut dan senang, tapi Ares menyembunyikan perasaan itu
dan tidak mau menunjukannya kepada Reina, dia masih merasa kecewa, marah karena
kepergian Reina saat itu. Reina sedih
melihat sikap Ares. Karena sebenarnya alasan Reina untuk bisa datang kembali ke
Indonesia adalah Ares. Dia sangat menyayangi dan merindukan Ares.
Selama di Indonesia Reina akan tinggal dirumah mereka. Reina memilih tidur
dikamar Ares yang berantakan dan dipenuhi poster-poster penyanyi idola
Ares. Pilihan Reina membuat Orion dan Ibu merasa heran, dan
membuat Ares kesal.
Orion mengajak Reina untuk menemaninya latihan basket di kampusnya. Orion
adalah bintang di teamnya, karena permainannya memang bagus. Ada yang
tidak suka atas prestasi Orion, dia Raul pesaing team basket di kampus Orion.
Karena sebentar lagi akan diadakan turnamen basket antar mahasiswa. Raul
menginginkan dia bisa menjadi kapten di team yang selama ini dipegang Orion.
Raul adalah pengecut yang hanya berani mengeroyok orang yang dianggap
menghalanginyadengan menyuruh anak buahnya. Dia juga menyukai Lala gadis cantik
dikampusnya yang pernah menjadi kekasih Orion dan dekat dengan Ares.
Reina berusaha menemui Ares, yang sedang main band di cafe bersama
teman-temannya malam itu. Reina berhasil pergi tanpa diketahui Orion,Ayah
dan Ibu, dia menuju cafe dimana Ares sedang bermain
band. Ares terkejut dan marah melihat Reina bisa ada di cafe itu. Bagi Reina
malam itu adalah kesempatannya untuk mengungkapkan rasa rindu dan sayangnya
serta menjelaskan yang telah terjadi selama ini kepada Ares. Reina berhasil
meyakinkan Ares, dan akhirnya Ares mempercayai Reina dan kembali bersikap baik.
Malam itu juga dirumah, Ayah, Ibu dan Orion
menunggu kedatangan Reina. Setelah diketahui Reina datang dengan Ares, tanpa
mendengarkan penjelasan dari Reina, Ayah langsung memarahi dan memukul Ares.
Keadaan biasa yang sering diterima Ares atas perlakuan Ayahnya itu membuat
Reina sedih dan berusaha menjelaskan kepada orang tua Ares bahwa malam itu
semua adalah keinginan Reina dan bukan salah Ares.
Tapi itu belum menyelesaikan masalah, Orion masih dendam karena Reina
ternyata memilih Ares, dan dia berusaha menghajar Ares, merekapun terlibat
perkelahian. Orion bukanlah jago berkelahi seperti
Ares. Orion merasa Reina telah direbut oleh Ares dengan cara
yang licik.
Setelah peristiwa itu, hubungan Ares dan Orion semakin buruk. Mereka tidak pernah bicara satu sama lain. Terlebih Ares melihat Reina
sedang menunggui Orion latihan basket di kampus.
Sore itu sepulang dari kuliah, Ares sudah ditunggu oleh Reina dan Orion
untuk ke taman dimana mereka pernah membuat surat permohonan yang dikubur
dibawah pohon akasia. Mereka akan membacanya bersama. Orion menulis
keinginannya untuk menjadi arsitek. Ares menulis keinginannya ’aku pengen pegi
ke bufan masa Ayah dan Ibu’, dengan ejaan yang salah, karena saat menulis surat
itu, Ares masih mengalami gangguan menulis yang parah.
Membaca surat permohonan itu sekarang benar-benar membuka
luka lama buat Ares. Reina sudah diberitahu Ares bahwa dia menderita disleksia,
dan itu tidak merubah rasa sayang Reina terhadap Ares. Reina berusaha
meyakinkan rasa sayangnya kepada Ares dengan menunjukkan surat yang telah
ditulisnya sepuluh tahun lalu, yaitu ’ Reina pengen selalu bersama Ares, habis
Reina suka sama Ares!’
Ares merasa perubahan besar dalam hidupnya. Seseorang mengharapkannya.
Seseorang memilihnya. Seseorang suka padanya. Seseorang bernama Reina. Gadis
yang selama sepuluh tahun ini memenuhi mimpi-mimpinya. Gadis yang sangat
diinginkannya lebih dari apapun didunia. Dan sekarang gadis itu ada tepat
didepannya.
Ares pun kini mempunyai semangatnya lagi. Dia ingin mewujudkan cita-citanya
untuk menjadi pilot. Dia bekerja dan mengumpulkan uang untuk dapat membiayai
dirinya masuk sekolah pilot di Deraya, sekolah penerbangan yang ada di bandara
Halim Perdana Kusuma. Dia ingin membuktikan bahwa dia mampu mewujudkan
cita-citanya.
Turnamen basket antar mahasiswa tinggal beberapa hari lagi. Orion berlatih
basket ditemani Reina. Orion mendapat ancaman dari Raul. Raul akan
menghabisi Orion jika dia tidak mau menyerahkan gelar kapten team pada Raul.
Orion tidak peduli dengan ancaman Raul. Manager team basketpun tetap memilih
Orion sebagai Kapten team itu.
Hari yang ditunggu datang juga, Orion siap bertanding di turnamen
itu. Reina dan Lala sudah ada di bangku penonton memberi
support untuk Orion. Kali ini Orion ingin sekali Ares melihatnya bertanding.
Orion mencari Ares diantara penonton, tapi dia tidak mendapatkannya. Orion
kecewa, tapi dari tempat tersembunyi ternyata Ares melihat pertandingan basket
Orion. Ares bangga, melihat permainan Orion.
Orion bermain full time tanpa diganti untuk beristirahat oleh manager teamnya.
Orion kelelahan dengan tenaga yang sudah habis, akhirnya team basket kampus
Orion berhasil menang tipis dari team lawan. Tapi kelelahannya terbayar sudah
ketika dia melihat Ares ternyata ada disana untuk melihatnya bertanding.
Tapi diantara kebahagian Orion saat itu, Raul yang penuh dendam,
bersama anak buahnya sudah siap untuk menghabisi Orion. Raul menemui Orion dan
membawanya ketempat yang sudah direncanakan Raul, dimana anak buahnya sudah
bersiap menghabisi Orion.
Dalam perjalanan menemui Reina di depan kampus, Ares melihat segerombolan
orang berjalan tergesa. Dan dia mengenali orang-orang itu adalah anak buah Raul
yang pernah berkelahi dengannya. Ares menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak
beres saat itu, dia teringat pada Orion. Ares mencari Orion dan menemukan Orion
sedang di keroyok oleh kelompok Raul. Ares tau Orion bukanlah jago berantem
seperti dia. Ares langsung menolong Orion, diapun terlibat dalam perkelahian
yang tak imbang itu.
Orion jatuh setelah dipukuli. Orion terus berusaha melawan kelompok Raul.
Tanpa diketahui Ares, dari belakang dia diserang oleh lawan yang membawa
potongan balok kayu dan memukul kepala Ares. Ares terjatuh berlumuran darah
yang keluar dari kepalanya. Reina dan Lala yang sedari tadi hanya bisa melihat
dan menanggis, menjerit melihat Ares jatuh tak sadarkan diri.
Ares dibawa ke rumah sakit, dia koma hampir satu jam dan baru siuman dari
operasi beberapa hari setelah itu. Dokter menyatakan Ares gegar otak. Ayah
sangat sedih, dengan setia Ayah menunggu di sisi Ares sampai Ares tersadar.
Akhirnya Ares membuka matanya, dia sadar dan melihat orang-orang yang
disayanginya ada dikelilingnya. Keadaan Ares membuat semua yang ada merasa
terharu melihatnya. Reina hampir menangis, namun dia bahagia karena akhirnya
dia bisa melihat Ares tersadar dari koma.
Dua bulan setelah Ares diperbolehkan pulang dari rumah sakit, dengan setia
Reina mendampinginya. Reina telah membatalkan rencananya untuk kembali ke
Amerika sejak peristiwa sore itu. Dia hanya ingin
selalu bersama Ares, dan selalu ada untuk Ares. Karena keadaan Ares
tidaklah membaik. Tidak seperti Ares
yang dulu, kini Ares harus mendapat bantuan orang lain untuk melakukan
kegiatannya.
Pagi itu Ares merasa cukup kuat, dia berusaha mengumpulkan segenap
tenaganya, agar bisa tampil sehat didepan keluarganya. Dia ingin mengajak Reina
berjalan-jalan di taman. Reina terperanjat melihat Ares menggunakan pakaian
serba putih. Jelas-jelas bukan yang diinginkan Reina. Ini mengingatkannya pada
mimpi buruknya.
Reina dengan takut-takut bergerak kearah Ares, lalu memegang tangannya. Reina
benar-benar mempunyai perasaan buruk soal baju ini, tapi melihat kondisi
Ares yang benar-benar baik, dia mengusir perasaan itu. Mungkin ini hanya
sugesti atau apa.
Ares dan Reina berjalan menuju taman. Reina merasakan hangatnya tubuh Ares. Reina benar-benar senang Ares bisa
sesehat ini.
Mereka sampai di taman. Reina melepaskan tangan Ares lalu dia duduk di
bawah pohon perjanjian mereka. Kemudian Ares
merebahkan diri. Reina merasakan keadaan Ares kembali memburuk. Napasnya
tersengal seperti kemarin, dan tak ada lagi senyum cerah di wajahnya.
Singkatnya, Ares seperti kembali sakit setelah keluar dari rumah.
Melihat kondisi Ares, Reina mengajaknya pulang. Ares menolaknya. Dia mengulurkan tangan agar Reina menyambutnya. Reina
mengikutinya, lalu merebahkan dirinya disamping Ares. Reina bisa mendengar
detak jantung Ares, dan kepala Reina bergerak naik turun seiring dengan napas
Ares yang cepat.
Ares masih merasakan kesadarannya. Tapi dada dan kepalanya terasa sangat
sakit. Reina diam saja sementara mendengarkan detak jantung Ares yang tak
beraturan. Reina merasa sudah berbuat bodoh. Harusnya tadi pulang dan meminta
bantuan.
Kini Ares merasa sudah merasa tak sanggup menahan sakitnya. Dia berusaha
mengatakan sesuatu kepada Reina. Reina tidak mau mendengar apa yang Ares
katakan. Dia tidak mau mendengar kata-kata Ares yang lebih terdengar seperti
ucapan selamat tinggal. Ares menghela napas, lalu mengumpulkan tenaga lagi, dia
mulai bernyanyi.
Reina mendengar setiap kata dari bait-bait lagu Ares yang dinyayikan dengan
suara liri. Reina ingin menangis, tapi tak dilakukannya. Reina
meresapi kata-kata Ares lagi. Tapi beberapa detik kemudian, reina menyadari
sesuatu.
Bahwa tak terdengar apapun lagi di telinga kiri Reina. Tidak terasa lagi gerakan naik-turun dari dada Ares. Reina berharap dia
bermimpi. Reina tidak mau melihat wajah Ares. Reina yakin, tak ada apa pun yang
terjadi. Reina berharap Ares hanya tertidur.
Tapi Reina tak merasakan detak sekecil apa pun. Reina merasakan sekujur
tubuh Ares dingin dan kaku.
Ares sudah meninggal. Ares yang disayanginya sudah meninggalkannya.
Reina menangis tanpa bergerak sedikit pun dari dada Ares.
Tak akan ada lagi Ares yang bagai kobaran api. Tapi kenangan tentangnya
akan terus berkobar di hati Reina.
Pemakaman Atres sudah berakhir. Ayah dan Ibu masih tampak shock.
Kematian Ares yang tak terduga kemarin memang mengejutkan banyak orang. Orion
tak menyangka kalau kemarin Ares hanya berpura-pura sehat.
Tapi Orion tak menyesal. Dia sudah berbaikan dengan Ares. Entah mengapa Orion merasa lega sekaligus kehilangan pada saat yang
bersamaan. Lega karena akhirnya Ares terbebas dari penderitaannya, kehilangan
karena Orion belum sempat menghabiskan banyak waktu bersamanya.
Tadi Ayah dan Ibu sangat terkejut dengan penemuannya dikamar Ares.
Mereka menemukan sebuah berkas berlabelkan Deraya, sekolah peenerbangan, yang
berisi brosur, copy formulir, dan juga surat pengantar. Semua tak ada yang
percaya bahwa Ares memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi pilot, dan dia
berhasil membuktikan pada semua orang bahwa dia mampu. Ayah sampai menangis
karenanya.
Dan seakan belum cukup, dokter Affandi, dokter umum yang dulu sering
menerima keluhan Ares, saat datang ke pemakaman mengatakan bahwa Ares pengidap
disleksia dari sejak kecil. Jelas, Ayah, Ibu dan Orion shock berat. Selama ini
mereka menyangka Ares ank bodoh atau ber-IQ rendah. Dokter Affandi bingung
karena tak seorang pun dari keluarga Ares yang mengetahui hal ini. Dan dia segera meminta maaf karena merasatelah menambah kesedihan Ayah dan
Ibu.
Ares sering mendapat perlakuan tak adil karena dia menderita disleksia.
Ayah lah yang merasa paling menderita dengan berita ini. Dia merasa buruk
karena telah salah paham, dan juga tidak memperhatikan tanda-tanda disleksia
pada Ares kecil. Ibu juga menderita karena merasa dirinya bukan Ibu yang baik
karena tak mengenali tanda-tanda disleksia pada Ares. Orion juga merasa
bersalah karena dulu dia malah selalu berusaha menjadi lebih dari ares. Seumur
hidup Orion sudah bertarung dengan Ares dalam hal apa pun, tapi pada akhirnya
memang ares lah yang pantas menjadi juaranya.
Orion menatap Reina yang masih memandangi pusara Ares yang dipenuhi bunga.
Orion tahu Reina pasti sangat terpukul karena kehilangan Ares, karenadialah orang
terakhir yang berada di samping Ares menjelang ajalnya.
Sekarang, semua orang sudah pulang, begitu pula Ayah dan Ibu. Yang
tertinggal hanyalah Reina dan Orion. Tidak ada yang berbicara diantara mereka
selama beberapa menit. Orion dan Reina sibuk dengan
pikirannya masing masing.
Orion memandang Reina yang tampak hampa. Reina meletakkan bunga mawar di
atsa pusara Ares. Lalu Reina menatap Orion dengan mata berkaca-kaca. Orion tak
membalasnya. Dia memandangi pusara Ares. Orion bergerak mengambil bunga dari
keranjang, lalu meletakkannya persis disebelah bunga Reina.
Reina tersenyum, lalu bersama Orion pergi dari pemakaman, meninggalkan
cintanya.
Hanya untuk sementara saja, janji Reina.
TAMAT